NAMA : NITA EVITA AMELIA
KELAS : 4EB21
NPM : 25211195
ARTIKEL TENTANG 7-ELEVEN
●》Sejarah 7-Eleven
7-Eleven adalah jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam asal Amerika Serikat yang sejak tahun 2005kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah perusahaan Jepang. Pada tahun2004, lebih dari 26.000 gerai 7-Eleven tersebar di 18 negara;[2] antara pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat danJepang.
Didirikan pada tahun 1927 di Oak Cliff, Texas(kini masuk wilayah Dallas), nama "7-Eleven" mulai digunakan pada tahun 1946. Sebelum toko 24 jam pertama dibuka di Austin, Texas pada tahun 1962, 7-Eleven buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam, dan karenanya bernama "7-Eleven" (7-Sebelas).
Tahun 1991, Southland Corporation yang merupakan pemilik 7-Eleven, sebagian besar sahamnya dijual kepada perusahaan jaringan supermarket Jepang, Ito-Yokado. Southland Corporation lalu diubah namanya menjadi 7-Eleven, Inc pada tahun 1999. Tahun 2005, seluruh saham 7-Eleven, Inc diambil alih Seven & I Holdings Co. sehingga perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh pihak Jepang.
Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan, minuman, danmajalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven adalah Slurpee, sejenis minuman es dan Big Gulp, minuman soft drinkberukuran besar.
●》7-Eleven di Indonesia
Di Indonesia, 7-Eleven dikelola oleh PT Modern Putraindonesia, anak perusahaanPT Modern International, yang merupakan distributor Fujifilm di Indonesia. Saat ini, 7-Eleven baru membuka cabang-cabangnya diJakarta, dan untuk kota-kota lainnya sepertiBandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan,Makassar, Palembang, dan Medan akan segera menyusul.
Pemerintah Indonesia terus mengawasi toko kelontong ini agar tidak berubah menjadiminimarket, karena menurut undang-undang, kepemilikan waralaba minimarket harus dari pihak lokal.
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Perusahaan Multinasional atau Multinational Corporation (MNC) merupakan aktor utamadalam bisnis internasional. Jenis perusahaan ini pada saat sekarang memegang peranan yang penting untuk transaksi internasional. Perdagangan internasional seperti impor dan ekspormerupakan tahap awal dari operasi internasional perusahaan. Pola operasi internasional meliputi;usaha patungan, penanaman modal asing dan sistem lisensi. Subjek dalam perdaganganinternasional secara tegas sangat memperhitungkan peran pemerintah yang besar dalm hubungandengan MNC serta perusahaan lainnya dalam bisnis internasional.Perusahaan Multinational Coorporation (MNC) adalah sebuah perusahaan internasionalatau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor cabang di berbagai negaramaju dan berkembang. Contohnya termasuk General Motors, Coca-Cola, Firestone, Philips,Volkswagen, British Petroleum, Exxon, dan ITT. Sebuah perusahaan akan menjadi perusahaanmultinasional berdasarkan keuntungan untuk mendirikan produksi dan kegiatan lainnya di lokasiasing. Perusahaan mengglobalisasikan kegiatan mereka baik untuk memasok pasar dalam negeri-negara mereka, dan untuk melayani pasar luar negeri secara langsung. Menjaga kegiatan asingdalam struktur perusahaan memungkinkan perusahaan menghindari biaya yang melekat oleh perantara, dengan entitas yang terpisah sambil memanfaatkan pengetahuan perusahaan mereka sendiri.
Perusahaan Multinasional telah memainkan peranan yang sangat penting dalammenjalankan kebijakan dan aturan baik di tingkat nasional maupun internasional. Di negara-negara berkembang, hampir setiap aspek dari kehidupan komunitas telah terkena dampak darioperasi Perusahaan Multinasional.
Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaanyang berusaha di banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti inimemiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabangdi banyak negara. Mereka biasanya memilikisebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen global. Perusahaanmultinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yangsangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasimasyarakat dan melobi politik. Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayahdalam negara, dan Negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkanfasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas ekonomilainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politikregional seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yangmemadai.Dari sudut pandang sejarah, model perusahaan seperti ini mulai bermunculan sejakdekade 50. perusahaan-perusahaan multinasional, terutama di AS, semakin aktif di beberapa bidang, setelah terpengaruh oleh kondisi perekonomian di zaman itu. Dengan memanfaatkansistem transportasi dan komunikasi internasional yang semakin modern, demikian pula karena adanya “celah” antara hubungan Eropa dan Jepang, perusahaan -perusahaan ini menemukan peluang untuk menjual produk-produk mereka ke luar batas-batas AS. Tak lama kemudian, perusahaan-perusahaan Eropa mengikuti jejak langkah mereka ini, sehingga menjadi semakinluaslah keberadaan perusahaan-perusahaan multinasional ini.
Ciri - ciri perusahaan multinasional antara lain :
1. Lingkup kegiatan income generating (perolehan pendapatan) perusahaan multinasionalmelampau batas- batas Negara.
2.Perdagangan dalam perusahaan multinasional kebanyakan terjadi di dalam lingkup perusahaan itu sendiri, walaupun antarnegara.
3.Control terhadap pemakaian teknologi dan modal sangat diutamakan mengingat keduafaktor tersebut merupakan keuntungan kompetitif perusahaan multinasional.
4.Pengembangan system managemen dan distribusi yang melintasi batas-batas Negara,terutama system modal ventura, lisensi dan franchise.
Karakter Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional biasanya memiliki ciri – ciri :
1. Membentuk cabang – cabang di luar negeri
2. Visi dan strategi yang digunakan untuk memproduksi suatu barang bersifat global(mendunia), jadi perusaan tersebut membuat atau menghasilkan barang yang dapatdigunakan di semua negara.
3. Lebih cenderung memilih kegiatan bisnis tertentu, umumnya manufaktur.
4. Menempatkan cabang pada negara – negara maju.
Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negarasendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut.Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkaninsentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.
ANALISIS KASUS MNC ENTERING NEW MARKET "7-ELEVEN"
7-Eleven merupakan jaringan retailconvenience store internasional dengan sistem franchise
terbesar didunia, dengan berbagai gerai waralaba dan lisensi yang mencapai lebihdari 48.000 outlet
per tahun 2007. Dimiliki oleh Seven & I Holdings Co., 7-Elevenberoperasi di 16 negara, dengan pasar terbesar adalah Jepang (15.000 gerai), Amerika Serikat(8.200 gerai), dan Thailand (6.800 gerai). 7-Eleven berpusat di Tokyo Jepang, setelah sebelumnya berpusat di Amerika Serikat. 7-Eleven memiliki beberapa produk self-patent seperti Slurpee, Big Gulp dan Big Bite.
Pada bulan April 2009, 7-Eleven secara resmi memasuki pasar Indonesia denganpenandatanganan perjanjian master franchise agreement dengan PT. Modern Putra Indonesia, subsidiary dari PT. Modern International Tbk. yang juga merupakan distributor Fuji Film diIndonesia.
Sebelum berkembang hingga memiliki 83 gerai per Januari 2012, rencana awal PT.Modern Putra Indonesia sebagai licensee adalah untuk fokus membuka gerai 7-Elevendengan target awal area komersial dan kantor padat penduduk, sebagai alternatif untuktempat yang nyaman untuk makan siang praktis, berbelanja makanan ringan dan keperluandarurat.
Seiring dengan berjalannya waktu, strategi 7-Eleven kemudian berubah dengan menjadi convenience store sekaligus tempat nongkrong dan penyedia jasa fast food, yang menjadikannya sebagai kompetitor dari fast food retailer klasik seperti KFC, McDonalds,dan Burger King.
Meskipun sudah menjadi rahasia umum bahwa retail industry merupakan sektor yangkeras dan penuh dengan persaingan usaha, ada beberapa alasan mengapa 7-Eleven tetapmemilih untuk ekspansi masuk ke new market (Indonesia) dan berkompetisi dengan berbagaipenyedia jasa convenience store yang lebih dulu merajai market di Indonesia seperti Indomaret, Alfamart, dan puluhan pemain kecil lainnya.
Pertama, Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil. Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia (secara makro) sebesar 6.5% per tahun, tentunya hal inisedikit banyak menjanjikan potensi pertumbuhan ekonomi di kalangan mikro, yang sangatdiharapkan oleh setiap pemain di industry retail.
Kedua, Indonesia memiliki persentase middle income level yang tinggi danmendominasi, hingga 55% dari populasi masyarakat Indonesia. Sesuai dengan indikator dariBank Dunia, kategori middle income memiliki rata-rata consumption level sebesar US$ 2.00per hari. Sehingga dengan kemampuan konsumsi yang cukup bagi sebagian besar masyarakatIndonesia, dengan sendirinya hal tersebut menjadikan Indonesia sebuah pasar yang sangatpotensial.
Ketiga, Indonesia memiliki struktur demografi yang bagus dalam masa kedepannya, dan diperkirakan akan mencapai puncak demographic dividend dalam 20 tahun kedepan. Sebesar 33% sampai 42% penduduk Indonesia berada di usia 16 hingga 35 tahun per tahun 2009. Bila digabungkan dengan kemampuan konsumsi harian yang memadai, tingginya jumlah konsumen potensial sangat menjanjikan bagi 7-Eleven untuk merambah pasar potensial di Indonesia ini.
Keempat, masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, sangat membutuhkan tempat hang-out yang “murah meriah” untuk bercengkrama dan bersosialita tanpa terhalang olehbatasan sosial yang kerap menonjol dari berbagai tempat hang-out yang ada di Jakarta selamaini. Hal ini didukung oleh kebiasaan masyarakat menengah di Indonesia (khususnya Jakarta)yang dengan dana terbatas, namun suka mencoba berbagai hal baru.
Seiring dengan berkembangnya era modernisme dan westernisasi yang membuatmasyarakat enggan untuk nongkrong di warung kopi, tantangan dan peluang ini kemudiandijawab oleh strategi 7-Eleven di Indonesia yang berbeda dengan 7-Eleven lain di luarIndonesia.
Sebagai pemegang lisensi master franchise agreement, menjadikan PT. Modern Putra Indonesia memiliki hak untuk melakukan modifikasi atas gerai-gerai 7-Eleven yang dioperasikannya, selama masih menyerupai garis-garis acuan standar operasi yang ditetapkan Seven & I Holdings Co.
Dengan menggunakan product differentiation dan cost leadership sebagai business strategy 7-Eleven di Indonesia, serta menekankan fungsi operation dan marketing dalam functional strategy di Indonesia, 7-Eleven kemudian menjawab tuntutan dan peluang di pasar ya ng keras namun menguntungkan ini.
Alih-alih menjadi sekadar convenience store seperti biasa layaknya 7-Eleven diluarnegeri yang hanya sekadar mini-market biasa, 7-Eleven melakukan berbagai strategi yangberbeda dari para pemain lainnya dimasa itu.
Dari sudut pandang product differentiation, 7-Eleven tidak hanya menjual produkpatennya seperti Big Gulp, Big Bite dan Slurpee, namun juga menjual makanan cepat sajikhas Indonesia seperti nasi goring, nasi kuning, aneka nasi, hingga kopi yang bisa diraciksendiri oleh konsumen dengan berbagai additional condiment yang tentunya berharga lebih terjangkau ketimbang harga yang ditawarkan oleh McDonalds dan KFC.
Dari sudut pandang operating dan marketing, 7-Eleven menyediakan banyak kursi dan meja serta akses WiFi gratis bagi konsumen untuk bisa hang-out dan ngobrol berlama-lama sambil menikmati berbagai ragam produk di 7-Eleven, yang pada masa itu merupakan konsep baru dari convenience store di Indonesia.
Setiap Sabtu, 7-Eleven juga mengadakan live performance dari berbagai band Indie yang disediakan secara gratis bagi konsumen di 7-Eleven tertentu untuk memancing minatkalangan usia muda untuk dating, berbelanja, sambil menikmati malam minggu menikmati live-performance di 7-Eleven.
7-Eleven juga mengadakan kerjasama dengan Blue Bird group dengan menyediakan jasa layanan taxi order di 7-Eleven tertentu, dengan tujuan konsumen sambil memesan taksibisa sambil menikmati kopi dan membaca majalah di gerai 7-Eleven.
7-Eleven juga mengadakan survey rutin setiap 3 bulan, untuk menyesuaikan demand konsumen atas produk yang disediakan. Hal ini menjadikan setiap 7-Eleven bisa menjual barang-barang yang belum tentu sama antar gerai 7-Eleven lainnya.
Dengan masih banyaknya strategi dan promosi 7-Eleven lainnya, hal ini sangatberdampak signifikan bagi perkembangan usaha 7-Eleven di Indonesia. Hal ini bisa dilihatdari banyaknya gerai 7-Eleven yang terus bertambah, dari hanya 1 gerai di tahun 2009, menjadi 89 gerai di tahun 2012 dengan omzet sebesar 319 miliar rupiah dan ±80.000konsumen harian per November 2012.
Walaupun pada akhirnya banyak pesaing seperti Starmart, Alfamidi, Alfaexpress,Lawson Station dan lainnya, yang mencoba mengikuti langkah 7-Eleven sebagai promoter dimodifikasi convenience store yang sukses di Jakarta, namun tidak ada yang bisa mengejarkesuksesan 7-Eleven karena branding yang sudah melekat kuat di benak konsumen, sehinggabisa disimpulkan 7-Eleven sukses dalam melakukan penetrasi ke pasar yang baru.
7-Eleven adalah jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam asal Amerika Serikat yang sejak tahun 2005kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah perusahaan Jepang. Pada tahun2004, lebih dari 26.000 gerai 7-Eleven tersebar di 18 negara;[2] antara pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat danJepang.
Didirikan pada tahun 1927 di Oak Cliff, Texas(kini masuk wilayah Dallas), nama "7-Eleven" mulai digunakan pada tahun 1946. Sebelum toko 24 jam pertama dibuka di Austin, Texas pada tahun 1962, 7-Eleven buka dari jam 7 pagi hingga 11 malam, dan karenanya bernama "7-Eleven" (7-Sebelas).
Tahun 1991, Southland Corporation yang merupakan pemilik 7-Eleven, sebagian besar sahamnya dijual kepada perusahaan jaringan supermarket Jepang, Ito-Yokado. Southland Corporation lalu diubah namanya menjadi 7-Eleven, Inc pada tahun 1999. Tahun 2005, seluruh saham 7-Eleven, Inc diambil alih Seven & I Holdings Co. sehingga perusahaan ini dimiliki sepenuhnya oleh pihak Jepang.
Setiap gerai 7-Eleven menjual berbagai jenis produk, umumnya makanan, minuman, danmajalah. Di berbagai negara, tersedia pula layanan seperti pembayaran tagihan serta penjualan makanan khas daerah. Produk khas 7-Eleven adalah Slurpee, sejenis minuman es dan Big Gulp, minuman soft drinkberukuran besar.
●》7-Eleven di Indonesia
Di Indonesia, 7-Eleven dikelola oleh PT Modern Putraindonesia, anak perusahaanPT Modern International, yang merupakan distributor Fujifilm di Indonesia. Saat ini, 7-Eleven baru membuka cabang-cabangnya diJakarta, dan untuk kota-kota lainnya sepertiBandung, Semarang, Surabaya, Balikpapan,Makassar, Palembang, dan Medan akan segera menyusul.
Pemerintah Indonesia terus mengawasi toko kelontong ini agar tidak berubah menjadiminimarket, karena menurut undang-undang, kepemilikan waralaba minimarket harus dari pihak lokal.
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
Perusahaan Multinasional atau Multinational Corporation (MNC) merupakan aktor utamadalam bisnis internasional. Jenis perusahaan ini pada saat sekarang memegang peranan yang penting untuk transaksi internasional. Perdagangan internasional seperti impor dan ekspormerupakan tahap awal dari operasi internasional perusahaan. Pola operasi internasional meliputi;usaha patungan, penanaman modal asing dan sistem lisensi. Subjek dalam perdaganganinternasional secara tegas sangat memperhitungkan peran pemerintah yang besar dalm hubungandengan MNC serta perusahaan lainnya dalam bisnis internasional.Perusahaan Multinational Coorporation (MNC) adalah sebuah perusahaan internasionalatau transnasional yang berkantor pusat di satu negara tetapi kantor cabang di berbagai negaramaju dan berkembang. Contohnya termasuk General Motors, Coca-Cola, Firestone, Philips,Volkswagen, British Petroleum, Exxon, dan ITT. Sebuah perusahaan akan menjadi perusahaanmultinasional berdasarkan keuntungan untuk mendirikan produksi dan kegiatan lainnya di lokasiasing. Perusahaan mengglobalisasikan kegiatan mereka baik untuk memasok pasar dalam negeri-negara mereka, dan untuk melayani pasar luar negeri secara langsung. Menjaga kegiatan asingdalam struktur perusahaan memungkinkan perusahaan menghindari biaya yang melekat oleh perantara, dengan entitas yang terpisah sambil memanfaatkan pengetahuan perusahaan mereka sendiri.
Perusahaan Multinasional telah memainkan peranan yang sangat penting dalammenjalankan kebijakan dan aturan baik di tingkat nasional maupun internasional. Di negara-negara berkembang, hampir setiap aspek dari kehidupan komunitas telah terkena dampak darioperasi Perusahaan Multinasional.
Perusahaan multinasional atau PMN adalah perusahaanyang berusaha di banyak negara; perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan seperti inimemiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabangdi banyak negara. Mereka biasanya memilikisebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen global. Perusahaanmultinasional yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yangsangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasimasyarakat dan melobi politik. Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayahdalam negara, dan Negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkanfasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas ekonomilainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politikregional seringkali menawarkan insentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yangmemadai.Dari sudut pandang sejarah, model perusahaan seperti ini mulai bermunculan sejakdekade 50. perusahaan-perusahaan multinasional, terutama di AS, semakin aktif di beberapa bidang, setelah terpengaruh oleh kondisi perekonomian di zaman itu. Dengan memanfaatkansistem transportasi dan komunikasi internasional yang semakin modern, demikian pula karena adanya “celah” antara hubungan Eropa dan Jepang, perusahaan -perusahaan ini menemukan peluang untuk menjual produk-produk mereka ke luar batas-batas AS. Tak lama kemudian, perusahaan-perusahaan Eropa mengikuti jejak langkah mereka ini, sehingga menjadi semakinluaslah keberadaan perusahaan-perusahaan multinasional ini.
Ciri - ciri perusahaan multinasional antara lain :
1. Lingkup kegiatan income generating (perolehan pendapatan) perusahaan multinasionalmelampau batas- batas Negara.
2.Perdagangan dalam perusahaan multinasional kebanyakan terjadi di dalam lingkup perusahaan itu sendiri, walaupun antarnegara.
3.Control terhadap pemakaian teknologi dan modal sangat diutamakan mengingat keduafaktor tersebut merupakan keuntungan kompetitif perusahaan multinasional.
4.Pengembangan system managemen dan distribusi yang melintasi batas-batas Negara,terutama system modal ventura, lisensi dan franchise.
Karakter Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional biasanya memiliki ciri – ciri :
1. Membentuk cabang – cabang di luar negeri
2. Visi dan strategi yang digunakan untuk memproduksi suatu barang bersifat global(mendunia), jadi perusaan tersebut membuat atau menghasilkan barang yang dapatdigunakan di semua negara.
3. Lebih cenderung memilih kegiatan bisnis tertentu, umumnya manufaktur.
4. Menempatkan cabang pada negara – negara maju.
Karena jangkauan internasional dan mobilitas PMN, wilayah dalam negara, dan negarasendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut.Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkaninsentif kepada PMN, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.
ANALISIS KASUS MNC ENTERING NEW MARKET "7-ELEVEN"
7-Eleven merupakan jaringan retailconvenience store internasional dengan sistem franchise
terbesar didunia, dengan berbagai gerai waralaba dan lisensi yang mencapai lebihdari 48.000 outlet
per tahun 2007. Dimiliki oleh Seven & I Holdings Co., 7-Elevenberoperasi di 16 negara, dengan pasar terbesar adalah Jepang (15.000 gerai), Amerika Serikat(8.200 gerai), dan Thailand (6.800 gerai). 7-Eleven berpusat di Tokyo Jepang, setelah sebelumnya berpusat di Amerika Serikat. 7-Eleven memiliki beberapa produk self-patent seperti Slurpee, Big Gulp dan Big Bite.
Pada bulan April 2009, 7-Eleven secara resmi memasuki pasar Indonesia denganpenandatanganan perjanjian master franchise agreement dengan PT. Modern Putra Indonesia, subsidiary dari PT. Modern International Tbk. yang juga merupakan distributor Fuji Film diIndonesia.
Sebelum berkembang hingga memiliki 83 gerai per Januari 2012, rencana awal PT.Modern Putra Indonesia sebagai licensee adalah untuk fokus membuka gerai 7-Elevendengan target awal area komersial dan kantor padat penduduk, sebagai alternatif untuktempat yang nyaman untuk makan siang praktis, berbelanja makanan ringan dan keperluandarurat.
Seiring dengan berjalannya waktu, strategi 7-Eleven kemudian berubah dengan menjadi convenience store sekaligus tempat nongkrong dan penyedia jasa fast food, yang menjadikannya sebagai kompetitor dari fast food retailer klasik seperti KFC, McDonalds,dan Burger King.
Meskipun sudah menjadi rahasia umum bahwa retail industry merupakan sektor yangkeras dan penuh dengan persaingan usaha, ada beberapa alasan mengapa 7-Eleven tetapmemilih untuk ekspansi masuk ke new market (Indonesia) dan berkompetisi dengan berbagaipenyedia jasa convenience store yang lebih dulu merajai market di Indonesia seperti Indomaret, Alfamart, dan puluhan pemain kecil lainnya.
Pertama, Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil. Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia (secara makro) sebesar 6.5% per tahun, tentunya hal inisedikit banyak menjanjikan potensi pertumbuhan ekonomi di kalangan mikro, yang sangatdiharapkan oleh setiap pemain di industry retail.
Kedua, Indonesia memiliki persentase middle income level yang tinggi danmendominasi, hingga 55% dari populasi masyarakat Indonesia. Sesuai dengan indikator dariBank Dunia, kategori middle income memiliki rata-rata consumption level sebesar US$ 2.00per hari. Sehingga dengan kemampuan konsumsi yang cukup bagi sebagian besar masyarakatIndonesia, dengan sendirinya hal tersebut menjadikan Indonesia sebuah pasar yang sangatpotensial.
Ketiga, Indonesia memiliki struktur demografi yang bagus dalam masa kedepannya, dan diperkirakan akan mencapai puncak demographic dividend dalam 20 tahun kedepan. Sebesar 33% sampai 42% penduduk Indonesia berada di usia 16 hingga 35 tahun per tahun 2009. Bila digabungkan dengan kemampuan konsumsi harian yang memadai, tingginya jumlah konsumen potensial sangat menjanjikan bagi 7-Eleven untuk merambah pasar potensial di Indonesia ini.
Keempat, masyarakat Indonesia, khususnya di Jakarta, sangat membutuhkan tempat hang-out yang “murah meriah” untuk bercengkrama dan bersosialita tanpa terhalang olehbatasan sosial yang kerap menonjol dari berbagai tempat hang-out yang ada di Jakarta selamaini. Hal ini didukung oleh kebiasaan masyarakat menengah di Indonesia (khususnya Jakarta)yang dengan dana terbatas, namun suka mencoba berbagai hal baru.
Seiring dengan berkembangnya era modernisme dan westernisasi yang membuatmasyarakat enggan untuk nongkrong di warung kopi, tantangan dan peluang ini kemudiandijawab oleh strategi 7-Eleven di Indonesia yang berbeda dengan 7-Eleven lain di luarIndonesia.
Sebagai pemegang lisensi master franchise agreement, menjadikan PT. Modern Putra Indonesia memiliki hak untuk melakukan modifikasi atas gerai-gerai 7-Eleven yang dioperasikannya, selama masih menyerupai garis-garis acuan standar operasi yang ditetapkan Seven & I Holdings Co.
Dengan menggunakan product differentiation dan cost leadership sebagai business strategy 7-Eleven di Indonesia, serta menekankan fungsi operation dan marketing dalam functional strategy di Indonesia, 7-Eleven kemudian menjawab tuntutan dan peluang di pasar ya ng keras namun menguntungkan ini.
Alih-alih menjadi sekadar convenience store seperti biasa layaknya 7-Eleven diluarnegeri yang hanya sekadar mini-market biasa, 7-Eleven melakukan berbagai strategi yangberbeda dari para pemain lainnya dimasa itu.
Dari sudut pandang product differentiation, 7-Eleven tidak hanya menjual produkpatennya seperti Big Gulp, Big Bite dan Slurpee, namun juga menjual makanan cepat sajikhas Indonesia seperti nasi goring, nasi kuning, aneka nasi, hingga kopi yang bisa diraciksendiri oleh konsumen dengan berbagai additional condiment yang tentunya berharga lebih terjangkau ketimbang harga yang ditawarkan oleh McDonalds dan KFC.
Dari sudut pandang operating dan marketing, 7-Eleven menyediakan banyak kursi dan meja serta akses WiFi gratis bagi konsumen untuk bisa hang-out dan ngobrol berlama-lama sambil menikmati berbagai ragam produk di 7-Eleven, yang pada masa itu merupakan konsep baru dari convenience store di Indonesia.
Setiap Sabtu, 7-Eleven juga mengadakan live performance dari berbagai band Indie yang disediakan secara gratis bagi konsumen di 7-Eleven tertentu untuk memancing minatkalangan usia muda untuk dating, berbelanja, sambil menikmati malam minggu menikmati live-performance di 7-Eleven.
7-Eleven juga mengadakan kerjasama dengan Blue Bird group dengan menyediakan jasa layanan taxi order di 7-Eleven tertentu, dengan tujuan konsumen sambil memesan taksibisa sambil menikmati kopi dan membaca majalah di gerai 7-Eleven.
7-Eleven juga mengadakan survey rutin setiap 3 bulan, untuk menyesuaikan demand konsumen atas produk yang disediakan. Hal ini menjadikan setiap 7-Eleven bisa menjual barang-barang yang belum tentu sama antar gerai 7-Eleven lainnya.
Dengan masih banyaknya strategi dan promosi 7-Eleven lainnya, hal ini sangatberdampak signifikan bagi perkembangan usaha 7-Eleven di Indonesia. Hal ini bisa dilihatdari banyaknya gerai 7-Eleven yang terus bertambah, dari hanya 1 gerai di tahun 2009, menjadi 89 gerai di tahun 2012 dengan omzet sebesar 319 miliar rupiah dan ±80.000konsumen harian per November 2012.
Walaupun pada akhirnya banyak pesaing seperti Starmart, Alfamidi, Alfaexpress,Lawson Station dan lainnya, yang mencoba mengikuti langkah 7-Eleven sebagai promoter dimodifikasi convenience store yang sukses di Jakarta, namun tidak ada yang bisa mengejarkesuksesan 7-Eleven karena branding yang sudah melekat kuat di benak konsumen, sehinggabisa disimpulkan 7-Eleven sukses dalam melakukan penetrasi ke pasar yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar