Dalam proses pembangunan ekonomi, kita menyadari kerap
terjadi sektor-sektor yang terpinggirkan atau terlupakan, baik oleh para pelaku
ekonomi maupun para pengambil kebijakan. Biasanya yang terpinggirkan ini adalah
mereka yang bergerak di usaha kecil, mikro, menengah, dan beberapa jenis badan
usaha yng kurang mendapat arah, seperi koperasi. Padahal, usaha kecil tidak
pernah mempersoalkan kenapa mereka menjadi kecil. Mereka memahami adanya
perbedaan kemakmuran, besar-kecil, sebagai bagian yan tidak terhindarkan dalam
sistem ekonomi seperti yang kita alami saat ini. Namun persoalannya bukanlah
pada lebih atau kurang, tapi lebih kepada sebuah etos : jangan mengambil
segalanya sehingga tidak tertinggal apapun bagi orang lain.
Tidaklah berlebihan apabila ditengah upaya kita menghadapi
pasar bebas dan globalisasi, upaya membangun koperasi yang memiliki daya saing,
efisiensi, budaya perusahaan (corporate culture), dan inovasi, menjadi hal yang
tak terhindarkan. Koperasi adalah bangun usaha yang paling cocok bagi karakter
bangsa kita dalam menghadapi globalisasi tersebut. Oleh karena itu kita semua
berupaya mengangkat atau membawa kembali koperasi kedalam mainstream
pembangunan bangsa. Semoga pada akhir hari nanti, bukan hanya pertanyaan-pertanyaan
mengenai harapan koperasi tetapi juga jawaban yang bermakna dan konkret bagi
pengembangan koperasi di era globalisasi.